Header Ads

Cerita Nadirsyah, Narik Ojek Online di Cipadung, Pas Turun Diperlakukan Begini Sama Ojek Pangkalan

Nadirsyah dalam sebuah kesempatan membagikan kisahnya bagaimana diperlakukan kurang menyenangkan oleh ojek pangkalan Cipadung, Bandung. (Unsplash / Afif Ramdhasuma)

REDNESIA.COM - Nadirsyah hanya tersenyum saat menceritakan ini pada tim Rednesia.com. Dia mengenang kejadian tersebut yang kira-kira terjadi 4 tahun lalu.

Nadirsyah alias Nad yang kini sudah menjadi pebisnis handal bercerita pengalamannya semasa kuliah termasuk menjadi driver ojek online.

Saat itu, sebelum pandemik, menjadi ojek online atau ojol begitu menjanjikan. Ada intensif, BBM masih murah dan orderan gacor.

Nad bisa dibilang veteran diantara driver ojek online di Bandung meski usianya masih muda.

Tercatat dia begitu berpengalaman dalam hal ini, dan Nad pula yang menginspirasi penulis pada saat itu untuk gabung jadi ojek online.

Singkat cerita, Nad mendapatkan orderan seorang anak kecil. Dengan percaya diri, mahasiswa UIN Bandung itu menyanggupi orderan tersebut dan segera menjemput.

Seorang anak kecil meminta Nad untuk diantar, namun di tengah jalan, anak tersebut minta diturunkan karena ingin ke mini market dulu, dia menyanggupinya.

Namun apes, dia kurang rapi. Meski tidak mengenakan atribut, memainkan gawai di pinggir jalan kawasan Cipadung serta menaruh helm 1 di depan adalah sebuah kesalahan.

Baca Juga : 10 Game NES Terbaik yang Wajib Untuk Kamu Coba, Sekalian Nostalgia

Ojek pangkalan yang melihat Jaka mencurigakan lantas menemuinya.

“Maneh online nya! (kamu online ya!),” kata ojek itu sembari memasang wajah emosi kepadanya.

“Henteu kang, (tidak pak),” ujarnya mencoba mengelak.

Ojek pangkalan Cipadung itu lantas merebut hp milik Nad seraya memakinya.

“Bawa sia enke hp di handap, (Nanti kamu ambil hp ini nanti di bawah),” kata si opang itu.

Dia tak bisa mengelak, aplikasi pemesanan terlihat di jelas di ponselnya. Mau tak mau, dia harus ke bawah mengambil hpnya yang dirampok oleh ojek itu.

Dia juga menginggalkan si bocah sendiri di mini market. Selain itu, peristiwa tadi juga jadi tontonan warga Cipadung.

 

Jaka Diintrogasi Ojek Cipadung dan Dianiaya

Sesampainya di markas ojek Cipadung, Nad diintrogasi.

Beberapa berkata kasar kepadanya, sebagian lagi menasehati dengan nada tak terlalu kasar serta mengingatkan temannya yang emosi.

Bak preman desa, dengan kurang ajar, tangan mereka yang jarang dicuci itu menampar wajah Nad, pemuda mandiri yang hanya mencari sesuap nasi lewat aplikasi.

Plak ditampar mahasiswa UIN Bandung itu oleh tukang ojek Cipadung. Namun Nad tak memberikan perlawanan karena saat itu 1 berbanding 50 orang.

Selain itu, dia yang anti cari ribut itu sudah mengikhlaskan semua kezaliman yang diterima oleh para tukang ojek itu.

Setelah sekian lama, akhirnya dia berhasil bebas. Hal tersebut meninggalkan luka trauma kepadanya.

Dia mengaku takut ngojek lagi di Cipadung.

Hingga tulisan ini tayang, sudah 8 tahun kawasan Cipadung merah alias dikuasai preman ojek Cipadung, di mana ojek online haram untuk melintas ke sana terhitung sejak 2015 ketika Gojek mulai beroperasi di Bandung.

Praktik premanisme di kawasan Bandung Timur terlihat masih bergelora. Itu bisa dilihat dari banyaknya postingan minor preman atau pengecut itu media sosial. (Andi)***

Diberdayakan oleh Blogger.