Cerita Nadirsyah, Narik Ojek Online di Cipadung, Pas Turun Diperlakukan Begini Sama Ojek Pangkalan
REDNESIA.COM - Nadirsyah hanya tersenyum saat
menceritakan ini pada tim Rednesia.com. Dia mengenang kejadian tersebut yang
kira-kira terjadi 4 tahun lalu.
Nadirsyah alias Nad yang kini sudah menjadi pebisnis handal
bercerita pengalamannya semasa kuliah termasuk menjadi driver ojek online.
Saat itu, sebelum pandemik, menjadi ojek online atau ojol
begitu menjanjikan. Ada intensif, BBM masih murah dan orderan gacor.
Nad bisa dibilang veteran diantara driver ojek online di
Bandung meski usianya masih muda.
Tercatat dia begitu berpengalaman dalam hal ini, dan Nad
pula yang menginspirasi penulis pada saat itu untuk gabung jadi ojek online.
Singkat cerita, Nad mendapatkan orderan seorang anak kecil.
Dengan percaya diri, mahasiswa UIN Bandung itu menyanggupi orderan tersebut dan
segera menjemput.
Seorang anak kecil meminta Nad untuk diantar, namun di
tengah jalan, anak tersebut minta diturunkan karena ingin ke mini market dulu, dia
menyanggupinya.
Namun apes, dia kurang rapi. Meski tidak mengenakan atribut,
memainkan gawai di pinggir jalan kawasan Cipadung serta menaruh helm 1 di depan
adalah sebuah kesalahan.
Baca Juga : 10 Game NES Terbaik yang Wajib Untuk Kamu Coba, Sekalian Nostalgia
Ojek pangkalan yang melihat Jaka mencurigakan lantas
menemuinya.
“Maneh online nya! (kamu online ya!),” kata ojek itu sembari
memasang wajah emosi kepadanya.
“Henteu kang, (tidak pak),” ujarnya mencoba mengelak.
Ojek pangkalan Cipadung itu lantas merebut hp milik Nad
seraya memakinya.
“Bawa sia enke hp di handap, (Nanti kamu ambil hp ini nanti
di bawah),” kata si opang itu.
Dia tak bisa mengelak, aplikasi pemesanan terlihat di jelas
di ponselnya. Mau tak mau, dia harus ke bawah mengambil hpnya yang dirampok
oleh ojek itu.
Dia juga menginggalkan si bocah sendiri di mini market.
Selain itu, peristiwa tadi juga jadi tontonan warga Cipadung.
Jaka Diintrogasi Ojek Cipadung dan Dianiaya
Sesampainya di markas ojek Cipadung, Nad diintrogasi.
Beberapa berkata kasar kepadanya, sebagian lagi menasehati
dengan nada tak terlalu kasar serta mengingatkan temannya yang emosi.
Bak preman desa, dengan kurang ajar, tangan mereka yang
jarang dicuci itu menampar wajah Nad, pemuda mandiri yang hanya mencari sesuap
nasi lewat aplikasi.
Plak ditampar mahasiswa UIN Bandung itu oleh tukang ojek
Cipadung. Namun Nad tak memberikan perlawanan karena saat itu 1 berbanding 50
orang.
Selain itu, dia yang anti cari ribut itu sudah mengikhlaskan
semua kezaliman yang diterima oleh para tukang ojek itu.
Setelah sekian lama, akhirnya dia berhasil bebas. Hal
tersebut meninggalkan luka trauma kepadanya.
Dia mengaku takut ngojek lagi di Cipadung.
Hingga tulisan ini tayang, sudah 8 tahun kawasan Cipadung
merah alias dikuasai preman ojek Cipadung, di mana ojek online haram untuk
melintas ke sana terhitung sejak 2015 ketika Gojek mulai beroperasi di Bandung.
Praktik premanisme di kawasan Bandung Timur terlihat masih bergelora. Itu bisa dilihat dari banyaknya postingan minor preman atau pengecut itu media sosial. (Andi)***

Post a Comment